Sungai Kapuas bukan hanya sekadar sungai, Destinasi ,dianggap juga urat nadi kehidupan bagi masyarakat Kalimantan Barat.
Dengan panjang mencapai 1.143 kilometer, Kapuas menjadi sungai terpanjang di Indonesia sekaligus salah satu yang terpanjang di dunia, sebagai kebanggaan warga Kalbar.
Sungai ini mengalir dari Pegunungan Müller hingga bermuara di Laut Natuna, membawa kehidupan bagi jutaan orang yang bergantung padanya.
Dikelilingi oleh hutan tropis yang asri, sejauh mata memandang.
sungai ini juga berfungsi sebagai jalur transportasi utama, menghubungkan berbagai daerah di Kalimantan Barat.
Dipastikan kedepannya tinggal mimpi itu semua, jika negara membiarkan semakin maraknya PETI ( pertambangan emas tanpa ijin ) menjamur di sepanjang sungai Kapuas tersebut.
Dimulai dari kabupaten Sanggau, semarangkai dan sekitarnya , kabupaten Sekadau belitang dan sekitarnya, kabupaten Sintang dari sepaok bahkan sampai mendekati kota Sintang sampai ke perbatasan Kapuas hulu, kabupaten Kapuas hulu sepanjang sungai Kapuasnya, menjamur ribuan Mesin tambang ilegal mengeruk emas di dasar sungai Kapuas tersebut.
Dulunya sungai Kapuas sebagai icone Kalbar, bahkan di bicarakan selalu oleh warga internasional sebagai destinasi Wisata dan juga Daya Tarik Sungai Kapuas menjadi rumah bagi lebih dari 700 spesies ikan, termasuk Arwana Super Red, ikan langka dan bernilai tinggi ( disayangkan telah punah oleh keserakahan yang melanda manusia dengan didasari alasan perut ).
Disayangkan sungai yang menjadi icon buat Kalbar dan berharga buat Indonesia ini, menjadi tantangan tersendiri perkembangan sungai Kapuas dari pencemaran dan Deforestasi dalam kelestarian sungai Kapuas.
Jasli salah seorang jurnalis yang tajam Menyoroti terkait kerusakan alam dan lingkungan menyayangkan hal ini semakin masif terjadi, bahkan beberapa laman pemberitaan memuat jika terjadi setoran di setiap aktivitas PETI yang ada, bahkan menembus nilai yang pantastis, sampai miliyaran rupiah.
Jika hal tersebut terus menerus terjadi tanpa adanya solusi dari pemerintah daerah maupun pusat, dipastikan Kapuas tinggal nama tinggal cerita buat anak cucu kedepannya " terang jasli kepada media ini.
Jasli berharap susah waktunya lah negara hadir dalam kasus ini, jangan hanya wacana, dan disinyalir adanya setoran kesetiap aparat penegak hukum juga kapolri dan panglima TNI tegas kepada oknum yang terlibat, diduga juga adanya pembungkaman pemberitaan terhadap jurnalis baik melalui ancaman bahkan suap menyuap segera di tindak tegas.
Dan bagi masyarakat Kalbar yang mendominasi dalam pekerjaan di pertambangan emas, agar bisa diberikan legalitas pekerjaan oleh pemerintah daerah dengan tidak merusak destinasi yang ada dengan tidak merusak alam dengan membabi buta, karena kita masih sama sama ada kelangsungan kehidupan nya kedepan, buat anak cucu kita bersama.
( Bersambung )
Jika masih hidup, Bujang Beji dan Temenggung Marubai pasti Menangis.
Bagaimana tidak,sungai yang dijadikan sumber kehidupan masyarakat tersebut saat ini telah rusak parah oleh keserakahan manusia saat ini, dengan tidak lagi memikirkan nasib anak cucu kedepannya, hanya demi alasan mengisi perut.
Melawi Kalbar, Sejarah dua orang sakti yang bernama Bujang Beji dan Temenggung Marubai.
Bujang Beji menangkap ikan di sungai Simpang Kapuas, sedangkan Marubai menangkap ikan di Simpang sungai Melawi, yang saat itu terkenal di gambarkan memiliki berbagai jenis ikan yang banyak.
Tapi kini semuanya tinggal cerita, sepanjang sungai dari kabupaten Sintang, sungai ana, jetak, sungai tapang, dedai, gandis, sungai mali, Nanga kayan, keninjal, bahkan melewati kabupaten Melawi Lengkong nyadom, kebebu, sungai pinang , Nanga Nuak , menukung dan sekitarnya hingga ke Serawai, ribuan mesin tambang mas ilegal berjejer menghiasi DAS ( Daerah Aliran Sungai ) Melawi hingga aparat penegak hukum pun kewalahan menangani kasus ilegal mining tersebut.
Saat ini hanya cukong cukong Pembeli Emas ilegal lah yang memetik keuntungan dari kegiatan ini. ( Nama dan lokasi sudah di kantongi ).
Miliyaran rupiah perputaran uang di sektor tambang ini, sedikitpun tidak masuk ke kas daerah dan Negara, hanya oknum oknum nakal lah yang menikmati hasil dari tambang ilegal masyarakat tersebut.
Sungai yang sedari dulu sebagai mata pencaharian masyarakat, sekitar aliran sungai bahkan untuk aktivitas mandi mencuci bahkan digunakan untuk masak sekarang sudah tidak bisa lagi, akibat semakin tercemarnya sungai Melawi oleh aktivitas PETI.
Bahkan prusahaan dan masyarakat yang masih memanfaatkan jalur sungai sebagai aktivitas pengangkutan barang, sudah tidak bisa, karena terjadi pendangkalan aliran sungai Melawi saat ini.
Jasli salah seorang jurnalis yang tajam Menyoroti aktivitas yang merusak lingkungan, meminta pihak pemerintah daerah segeralah untuk membenahi sisi sosial dibalik semua ini, agar kesenjangan sosial di masyarakat tidak terjadi.
Dan tidak membiarkan aliran sungai menjadi wajah kegiatan ilegal, DAS yang berfungsi untuk orang banyak hingga tidak bisa dimanfaatkan lagi.
Dan Meminta ke pada Kapolri jenderal Listyo Sigit Prabowo dan panglima TNI Agus Subiyanto menindak tegas dugaan keterlibatan anggotanya dalam kegiatan tambang ilegal yang semakin masif di jalur DAS Melawi.
Jasli pun meminta Segera menindak para cukong pengepul emas ilegal dari para penambang ilegal yang saat ini melancarkan kegiatan PETI tersebut, yang di rasa tumpul sekali.
Bahkan saat ini hanyalah para penambang yang di lakukan penegakan hukum, tapi pengepul emas ilegal tak di sentuh sama sekali dengan Nada kesal Jasli mengungkapkan pada media ini.
( ...... )
You are reading the newest post
Next Post »